Perjalanan hidup Agnes Wiekeu Widiawati, S.Sos, M.M, bisa dibilang sarat makna. Di
usianya yang masih muda, perempuan kelahiran 17 Juni 1987 ini telah menorehkan banyak
capaian. Jauh sebelum jadi legislator DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari PDI Perjuangan, ia
telah menuntaskan pendidikannya hingga S-2.
Bukan tanpa alasan ia sekolah tinggi-tinggi. Cita-citanya ingin menjadi dosen. Sampai
sekarang hal itu masih diidamkannya. Agnes sangat ingin menjadi berbagi ilmu kepada
banyak orang. Tawaran jadi dosen itu sudah ada. Namun, ia belum punya banyak waktu
untuk melanjutkan studi S-3.
Ada satu hal lagi yang hingga sekarang masih menggelora dalam dirinya, yaitu berwirausaha.
Ia lahir dan besar di lingkungan pengusaha. Tak heran, keinginannya untuk menjadi
pengusaha tertanam kuat. Hal itu dibuktikannya dengan membuat perusahaan alih daya,
terutama untuk petugas kebersihan.
Di perusahaannya itu, Agnes, bersama suami, Fathurahman Zaky, tidak melulu berbisnis.
Ada misi sosialnya. Beberapa karyawannya disekolahkan lagi agar mendapatkan pendidikan
yang layak.
“Pernah ada yang melamar kerja, tapi di buta huruf. Kita terima. Dia memiliki semangat
bekerja. Kita didik juga untuk bisa membaca dan menulis. Saya diajarkan oleh kakek untuk
jangan pernah takut miskin karena bersedekah. Itu selalu terngiang-ngiang. Beliau
mengajarkan saya untuk banyak berbagi,” tuturnya.
Selain perusahaan alih daya, Agnes tengah merintis usaha makanan kesehatan dan travel.
Semua dijalani di tengah statusnya sebagai legislator. Bekerja sama dengan suami. Saling
menyangga. Bahu-membahu.
Lantas, di antara seabreg kesibukan itu, masih adakah keinginan untuk menjadi dosen?
“Masih ingin mengajar. Ingin banget. Sampai sekarang belum terwujud. Ada yang menawari,
tapi saya harus kuliah S-3 dulu. Saya belum bisa. Anak-anak masih kecil. Kasihan mereka,”
jawab perempuan yang mengambil S-2nya di Manajemen Unpad. ***