Aktif di masyarakat sejak usia muda membuat Haris Somantri, S.Sos mudah bergaul dan
terbiasa peduli. Mudah tergerak untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar.
“Walaupun waktu itu lulusan SMK, saya tidak merasa minder untuk mengabdikan diri
kepada masyarakat. Terlebih, kalau soal tolong menolong, kan, tidak berkaitan dengan latar
belakang pendidikan. Asalkan bersungguh-sungguh dan tidak mengharap pamrih,” tuturnya.
Jiwa sosial tersebut kerap memiliki keinginan suatu hari nanti untuk menjadi orang yang
bermanfaat bagi masyarakat banyak. Bukan hanya bagi desanya, melainkan beberapa desa
yang sering dia sambangi.
Impian itu terwujud pada 2014. Ia menjadi salah satu wakil rakyat dari daerah pemilihan 6
(Kecamatan Cipatujah, Cibalong, Parungponteng, Bantarkalong, Bojongasih, Culamega, dan
Sukaraja) dari Partai Gerindra.
“Melihat keadaan masyarakat di sini yang selalu dilupakan, kurang mendapatkan perhatian,
dan saya sendiri tidak sedikit telah menyukseskan orang dalam dunia perpolitikan. Kenapa
tidak untuk mencobanya,” beber suami Nina Diana itu.
Terlebih, latar belakangnya yang sudah banyak berkiprah di dunia sosial dan panggung
politik menjadi bekal baginya untuk mencalonkan diri menjadi anggota legislatif. Hal
tersebut menumbuhkan semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Tidak hanya
ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, tapi ikut berperan dalam mengawasi, legislasi, dan
anggaran.
“Saya rasa dua periode menjadi kepala desa menjadi modal buat saya untuk berkiprah dalam
dunia perpolitikan. Lagi pula pencalonan saya bukan sepenuhnya kemauan sendiri, tapi
masyarakat yang mendorong,” terangnya.
Dia mengaku, keinginannya tersebut semata-mata untuk mengabdikan diri kepada
masyarakat, bergerak untuk misi sosial kemasyarakat. Berupaya untuk meminimalkan
kesenjangan di masyarakat pedesaan. Soalnya, masyarakat pedesaan selalu kurang
mendapatkan perhatian dan termarjinalkan.
“Dari sana saya memiliki kesadaran untuk terjun ke dunia politik, setidaknya masyarakat ada
yang memperhatikan, masa kalau anggota dewannya dari putra daerah langsung tidak
memberikan perhatian yang lebih. Alhamdulillah, saya selalu berusaha untuk membangun di
daerah pemilihan saya. Terutama berkaitan dengan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan
perekonomian masyarakat,” tuturnya.
Bagi Haris, menjadi anggota dewan bukan sekadar wakil rakyat yang hanya duduk di
belakang meja, melainkan juga pengabdian kepada negara untuk tujuan luhur dan mulia,
yakni menyejahterakan masyarakat.
“Harus menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat, soalnya masyarakat masih
beranggapan kita itu layaknya kepala desa. Harus memenuhi keinginan masyarakat, padahal
tugas dan fungsi anggota dewan itu bukan melakukan pembangunan, tapi pengawasan. Tapi
saya selalu berusaha hadir di tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.
Ia sadar, wakil rakyat dituntut untuk mampu menjaga kedekatan dengan rakyat yang telah
memberikan kepercayaan. Kedekatan ini dibutuhkan agar segala sesuatu yang disampaikan
nantinya sesuai dengan kepentingan masyarakat bawah.
“Saya selalu terbuka untuk masyarakat, sekurang-kurangnya satu minggu sekali melakukan
pertemuan dengan masyarakat. Kalau tidak ada yang berkunjung ke rumah, ya saya
mengunjungi masyarakat langsung. Ini dilakukan untuk menyerap keinginan masyarakat,
menjadi bahan aspirasi saya kepada pemerintah. Makanya, mulai dari urusan ibu melahirkan,
yang sakit, sampai yang mau membangun rumah pun saya suka ikut urun bantuan,”
pungkasnya. ***